![]() |
antaranews.com |
Orang seperti Abbas yang memberi konsesi mengenai hak pulang, mesti berhenti mewakili dan memerintah rakyat Palestina"
Gaza City - Pernyataan
Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam satu wawancara dengan stasiun TV
Israel, Channel 2, memicu protes warga Palestina terutama yang berada
di Jalur Gaza yang dikuasai oleh HAMAS.
Sabtu kemarin ratusan pendukung
HAMAS turun ke jalan di Jalur Gaza dengan meneriakkan slogan anti-Abbas
dan mendukung hak sejarah orang Palestina untuk pulang dan membakar
gambar Presiden Palestina tersebut.
"Saya adalah pengungsi Palestina
dari Safad (yang sekarang menjadi kota di Israel utara). Saya sangat
ingin berkunjung ke sana tapi saya tak ingin tinggal di sana. Semua yang
kami ingin adalah mendirikan negara Palestina merdeka di wilayah yang
diduduki Israel pada 1967 dengan Jerusalem Timur sebagai ibukotanya,"
kata Abbas.
HAMAS dan faksi lain, bahkan
tokoh dan pemimpin Fatah, mengecam pernyataan Abbas itu dan
menganggapnya sebagai memberi konsesi baru kepada Israel yang melucuti
hak pengungsi Palestina di wilayah Palestina dan di seluruh dunia untuk
pulang ke kota kelahiran mereka di Israel.
Pada 1948, tak lama sebelum
negara Yahudi dibentuk, ribuan orang Palestina dipaksa meninggalkan kota
kecil dan desa tempat tinggal mereka.
Sejak itu mereka telah dipandang
PBB sebagai pengungsi. Kebanyakan orang Palestina berkeras ingin pulang
ke tanah kelahiran nenek moyangnya itu.
HAMAS mengecam Abbas di dalam
pernyataan surel karena menganggap tanah Palestina hanya sebagai tanah
yang diduduki oleh Israel pada 1967, terutama Tepi Barat Sungai Jordan,
Jalur Gaza dan Jerusalem Timur, demikian laporan Xinhua.
"Orang seperti Abbas yang memberi
konsesi mengenai hak pulang, mesti berhenti mewakili dan memerintah
rakyat Palestina," kata HAMAS. "Semua orang Palestina dan pemimpinnya
menyatakan hak pulang adalah hak yang tak bisa dihapus siapapun."
0 comments:
Post a Comment
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam. Terima Kasih.