WHAT'S NEW?
Loading...

Presiden Palestina Dicap Pengkhianat




GAZA -- Pernyataan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, mematik aksi kecaman rakyatnya. Publik Palestina mengecam Abbas yang menyatakan soal pembatalan hak kembali pengungsi Palestina.

Abbas juga mengeluarkan pernyataan yang mengakui negara Israel membangun di atas bumi Palestina. Ketua Pusat Hak Kembali Palestina di Inggris, Majed Zair, menilai statemen Abbas sebagai aib dalam sejarah rakyat Palestina.

Seperti dikutip Quds Pers, Zair menyatakan komentar Abbas menjadi bukti bahwa Abbas tidak mewakili rakyat dan membela hak-haknya. Sebab, hak bangsa Palestina tidak bisa ditawar-tawar.

''Pernyataan Abbas di TV Israel bahwa Palestina adalah Tepi Barat dan Jalur Gaza saja dan sisanya adalah tanah Israel dengan final untuk selamanya itu merupakan aib,'' kecam Zair.

Dengan statmennya tersebut Abbas telah melukai perasaan rakyat Palestina, bangsa Arab dan dunia Islam serta mereka yang peduli terhadap Palestina, karena itu Fatah sebagai faksi dimana Abbas berada harus mengucilkannya.

Sementara Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina menegaskan hak kembali pengungsi Palestina adalah inti dari isu Palestina. Tak ada sedikitpun yang bisa dikonsensi dari tanah tersebut.

Hamas menyampaikan apresiasi kepada segenap pihak yang mengencam statmen Abbas. Dan menyerukan semua kekuatan Palestina untuk membongkar semua kejahatan politik dan menambah bencana bagi Palestina.

Jubir Hamas, Sami Abu Zuhri, juga melontarkan kecaman terhadap Abbas. Dia menegaskan bahwa rakyat tidak akan mengalah dari hak kembali pengungsi Palestina. Hamas menegaskan bahwa Palestina dari darat dan lautnya merupakan milik bangsa Palestina dimanapun mereka berada.

Menurut Hamas, negara dengan perbatasan 1967 tidak bisa menjadi harga untuk mengakui entitas penjajah Israel yang merampas Palestina.

Abbas Dicap sebagai Pengkhianat

Statmen Abbas kepada TV Israel terkait tidak adanya hak kembali bagi pengungsi Palestina 48, disikapi dengan konferensi yang digelar di ibukota Yordania seputar pengungsi Palestina.

Dosen ilmu politik di Universitas Yarmuk Yordania, Dr. Ahmad Said menyerukan untuk mengevaluasi ketua Otoritas Mahmud Abbas, sebagai pengkhianat bagi persoalan Palestina.

Ahmad menyatakan, Gerakan Fatah harus mengevaluasi ketuanya karena telah berhianat terhadap persoalan Palestina dan hak kembali bagi pengungsinya.

Ahmad menantang Abbas supaya mengunjungi setiap kamp pengungsian Palestina baik di Palestina, Yordania maupun di tempat lain usai statmennya terkait hak kembali bagi pengungsi Palestina.

Pihak yang merasakan dampak langsung dari statmen Abbas terkait hak kembali pengungsi adalah Yordania, dimana Abbas dan pimpinan Otoritas berupaya menjadikan pengungsi sebagai warga negara dimana mereka menetap.

Daud Syihad, jubir Jihad Islami, menegaskan pembatasan Palestina pada wilayah Jalur Gaza dan Tepi Barat adalah kebodohan besar tentang hakikat dan watak konflik di Palestina. Ia menegaskan semua kota penting Palestina di wilayah jajahan 48 di luar Tepi Barat dan Jalur Gaza adalah wilayah Palestina.

0 comments:

Post a Comment

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam. Terima Kasih.